KETIK, SURABAYA – Malam puncak Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards ke-28 pada Rabu, 19 November 2025 menjadi saksi dominasi luar biasa dari Baskara Putra, alias Hindia, yang berhasil membawa pulang lima piala, menegaskan posisinya sebagai salah satu figur paling berpengaruh di industri musik Tanah Air.
Salah satu momen paling mengejutkan adalah ketika Hindia memenangkan kategori Album Terbaik Tahun Ini untuk proyek Doves, ’25 On Blank Canvas.
Hindia mengaku tak menduga karyanya yang disebut “ekstra impulsif” ini akhirnya meraih piala, terutama karena dia sendiri awalnya menaruh harapan besar pada album .Feast, MNM, dalam nominasi yang sama.
Dia pun berbagi cerita reflektif lewat unggahan pribadinya, mengungkapkan bahwa trofi “kuning/emas” simbol penghargaan tertinggi di AMI sudah lama menjadi impian. Dia mengenang karya-karya sebelumnya seperti Membasuh, Lagu Haru untuk Asha, dan Cincin sebagai momen-momen berharga di perjalanannya menuju kemenangan ini.
Tak hanya piala album, Hindia juga memenangkan:
- Artis Solo Alternatif Terbaik lewat lagu Everything u are
- Video Musik Terbaik untuk video Everything u are
- Album Alternatif Terbaik untuk Doves, ’25 On Blank Canvas
Lebih jauh, sebagai bagian dari band .Feast, Hindia juga menyumbang kemenangan di kategori Album Rock Terbaik lewat Membangun & Menghancurkan.
Dalam wawancara, Baskara menegaskan bahwa semua penghargaan ini adalah “bonus apresiasi” bagi karya-karyanya bukan tujuan utama berkarya. Ia menyebut bahwa piala ini juga punya makna personal: kebahagiaan bagi keluarga, terutama orang tuanya, yang akhirnya bisa melihat keseriusan kariernya di musik.
Kemenangan Hindia pun mendapat sorotan besar dari berbagai pihak. Tema AMI Awards tahun ini, “Bhinneka Tunggal Suara”, semakin relevan dengan keberhasilan Hindia menyatukan sudut pandang musik yang berbeda dari proyek solo yang eksperimental hingga kolaborasi band rock.
Lebih dari sekadar trofi, kisah kemenangan Hindia di AMI Awards 2025 menjadi simbol bahwa keberanian bermusik, meski lahir dari impuls kreatif, tetap bisa diakui secara luas. (*)
