Dua Nelayan Pulau Kayu Hilang Lima Hari di Laut, Cuaca Buruk Diduga Jadi Penyebab

24 Oktober 2025 18:38 24 Okt 2025 18:38

Thumbnail Dua Nelayan Pulau Kayu Hilang Lima Hari di Laut, Cuaca Buruk Diduga Jadi Penyebab
Ilustrasi - Tim BPBD Sampang saat melakukan pencarian nelayan Hilang, Sabtu, 16 Agustus 2025(Foto: Mat Jusi/Ketik).

KETIK, ACEH BARAT DAYA – Misteri hilangnya dua nelayan asal Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), sejak lima hari lalu masih menyisakan duka dan kecemasan bagi keluarga serta warga setempat. Hingga Jumat, 24 Oktober 2025, keberadaan keduanya belum juga diketahui.

Keuchik Desa Pulau Kayu, Mukhlis Satria, membenarkan kabar hilangnya dua warganya itu. Ia mengatakan, pihak desa telah melaporkan kejadian tersebut kepada Tim SAR Kabupaten Abdya dan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses pencarian.

“Benar, dua warga kami sudah lima hari tidak ada kabar setelah melaut. Kami sudah berkoordinasi dengan Tim SAR dan terus mencari informasi di lapangan,” ujar Mukhlis Satria.

Menurut keterangan sejumlah nelayan dan pemilik bot, insiden itu terjadi pada Minggu, 19 Oktober 2025. Tiga nelayan bernama Agung, Aidil, dan Yoyong berangkat menggunakan sebuah bot pengangkut ikan menuju bot induk yang berada di tengah laut.

Namun, sesampainya di sekitar bot induk, cuaca laut mendadak berubah ekstrem. Angin kencang dan gelombang tinggi menerjang perairan, membuat situasi menjadi mencekam. Dalam kondisi darurat itu, Agung dan Aidil tetap berada di atas bot kecil, sementara Yoyong diminta melompat ke bot induk untuk menyelamatkan diri.

Sejak saat itu, bot yang ditumpangi Agung dan Aidil hilang dari pandangan dan tak pernah kembali.

“Dari informasi yang kami dapat, mereka sempat berkomunikasi sebelum angin kencang datang. Setelah itu, tidak ada kabar sama sekali. Yoyong yang selamat memberi kesaksian bahwa Agung dan Aidil sempat menyuruhnya lompat ke bot induk untuk menghindari terjangan angin,” jelas Mukhlis.

Mukhlis menambahkan, pihaknya kini telah melakukan berbagai langkah koordinasi dengan Tim SAR, nelayan setempat, serta pemilik bot (toke) untuk menelusuri titik terakhir keberadaan keduanya.

“Kami terus berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk pemilik bot dan keluarga korban. Setiap informasi sekecil apa pun sedang kami telusuri agar bisa menemukan mereka secepatnya,” tambahnya.

Sementara itu, anggota Tim SAR Abdya, M. Hasyem, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan resmi dari pemerintah desa dan langsung mengerahkan satu tim gabungan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Serangan untuk mengumpulkan data awal sebelum melaksanakan operasi pencarian di laut.

“Kami saat ini sudah berada di TPI Ujung Serangan untuk mengumpulkan informasi seakurat mungkin agar dapat menentukan titik terang sebelum melakukan pencarian,” kata M. Hasyem.

Di Desa Pulau Kayu, suasana duka dan cemas kini menyelimuti keluarga korban dan masyarakat. Banyak warga berinisiatif melakukan pencarian mandiri menggunakan perahu seadanya di sekitar perairan tempat kedua nelayan terakhir kali terlihat.

“Kami terus berdoa agar keduanya segera ditemukan. Masyarakat di sini kompak, setiap hari ada yang turun membantu pencarian,” ujar Mukhlis.

Selain memimpin pencarian, Mukhlis juga mengingatkan para nelayan agar lebih berhati-hati dalam menghadapi cuaca ekstrem yang belakangan sering terjadi.

“Kami mengingatkan kepada seluruh nelayan agar tidak memaksakan diri melaut ketika cuaca ekstrem. Lebih baik menunda keberangkatan daripada membahayakan nyawa,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR bersama aparat dan masyarakat masih terus melakukan pencarian dan menggali berbagai informasi di lapangan.

“Kami berharap masyarakat yang melihat atau menemukan apa pun yang mencurigakan di laut agar segera menginformasikan kepada kami. Setiap informasi sangat berharga dalam operasi ini,” pungkas Mukhlis Satria. (*)

Tombol Google News

Tags:

Nelayan Pulau Kayu susoh Aceh Barat Daya abdya Aceh Nelayan Hilang laut cuaca buruk Peristiwa daerah